الجَهْـــــمِيَة
AL JAHMIYAH
(madzhab Jahm bin Sofyan Abdul
mudhi) golongan yang berpendapat bahwa manusia itu seperti wayang dan Allah itu
seperti dalang karena manusia tidak punya takdir/kuasa secara mutlak.
Membawahi 12 golongan yaitu ;
1.
المُعَطِّـــلَة (AL-MUATHILLAH)
زَعَمُوْا أَنَّ كُلَّ
مَا يَقَعُ عَلَيْهِ وَهْمُ الْإِنْسَـــانِ فَهُوَ مَخْـــلُوْقٌ وَأَنَّ مَنْ
ادَّعَى أَنَّ اللّهَ يُرَى فَهُوَ كَافِـــرٌ {تفســــــــــــــــير القرطبى، جز
: ٤، ص ١٦٢}
Berkeyakinan bahwa :
apa saja yang disangka manusia itu dinamakan makhluq dan orang yang mendakwa bahwa
Allah itu bisa dilihat maka orang itu kafir.
Mu'tazilah juga berkeyakinan bahwa Allah tidak bisa
dilihat di akhirat. Dan berekeyakinan bahwa siksa/nikmat kubur tidak ada.
Menurut ASWAJA :
Setiap perkara yang wujud itu PASTI
bisa dilihat, adakalanya didunia dan ada kalanya diakhrat. Dan sesuatu yang bisa
disangka manusia ada kalanya makhluq ada kalanya kholiq.
Allah di dunia memang tidak bisa
dilihat oleh mata, namun Allah bisa dilihat besok di surga, namun bukan berarti
Allah di surga.
Berdasarkan :
وُجُــوْهٌ
يَّوْمَئِــــذٍ نَّاضِرَةٌ﴿٢٢﴾
إِلٰى رَبِّــهَا نَاظِــــرَةٌ ﴿٢٣﴾ القِيَامَة
Artinya +- : (22)wajah-wajah (orang mukmin) pada
hari itu berseri-seri.(23) Memandang Tuhannya.
كُلُّ مَوْجُـــوْدٍ يَصِحُّ اَنْ
يُّــرَى
Artinya +- : semua barang yang wujud itu bisa (syah)
untuk dilihat .
Hanya saja ada yang bisa dilihat di dunia dan hanya
bisa dilihat di akhirat.
2.
الـمُــــــــــرِيْسِيَة (AL-MURISIYAH)
قَالُوْا
أَكْثَـــرُصِفَاتِ اللّهِ تَعَالَى مَخْـــلُوْقٌ {تفســــــــــــــــير القرطبى،
جز : ٤، ص ١٦٢}
Berkeyakinan bahwa :
kebanyakan sifat-sifat Allah itu makhluk.
Menurut ASWAJA :
Semua sifat-sifatNya Allah itu
qodim, sebab Dzat-Nya Allah itu qodim. Dan setiap dzat yang qodim, maka
sifatnya juga qodim, dan setiap sesuatu yang chadist, maka sifatnya juga hadist.
3.
المـُــــــلْتَــزِقَة (Al MULTAZIQOH)
جَعَلُــــوْا
الْبَـــــــــارِيَ سُبْحَــانَهُ فِيْ كُلِّ مَكَــانٍ {تفســــــــــــــــير
القرطبى، جز : ٤، ص ١٦٢}
Berkeyakinan bahwa :
Allah ada dimana mana tempat.
Menurut
ASWAJA :
Allah itu ada dan tidak di mana-mana
dan tidak kemana-mana.
Imam Abu Chanifah berkata :
Orang yang berkata
aku tidak mengerti bahwa ''Allah itu sebenarnya di langit atau di bumi ? maka
orang itu kafir. Karena kata-kata tersebut mengandung bahwa Allah itu
bertempat, hanya saja orang tersebut tidak mengerti tempatnya.
4.
الـوَارِدِيَة (Al-WARIDIYAH)
قَالُوْا لَايَدْخُلُ
النَّارَ مَنْ عَرَفَ رَبَّهُ وَمَنْ دَخَلَــهَا لَمْ يَخْــرُجْ مِنْــهَا
أَبَدًا {تفســــــــــــــــير القرطبى، جز : ٤، ص ١٦٢}
Berkeyakinan bahwa :
orang yang sudah ma'rifat kepada Allah itu tidak bisa masuk neraka dan orang yang
masuk neraka tidak bisa keluar dari neraka.
Menurut ASWAJA :
Walaupun sudah ma'rifat, tapi melanggar agama tetap
bisa masuk neraka dan kalau sudah masuk neraka bisa keluar, asalkan matinya
membawa iman.
Ma’rifat itu ada 2 :
1.
Ma’rifat عَامْ / umum
Yakni mengerti Allah beserta
sifat-sifat-Nya yang wajib,muchal dan jaiz.
2.
Ma’rifat خَاصْ / khusus
Yakni olehnya menghamba seorang hamba
kepada Allah seakan-akan dirinya bisa melihat Allah, atau minimal merasa
dilihat Allah.
KEMBALINYA ORANG ISLAM ADALAH KE SURGA DAN KEMBALINYA
ORANG KAFIR KE NERAKA
+siapa
saja yang mati asal membawa iman walaupun masuk neraka, pasti bisa keluar dan
bisa masuk surga.
5.
الزَّنَادِقَة (AZ-ZANADIQOH)
قَالُوْا لَيْسَ
لِأَحَدٍ أَيُّثْبِتَ لِنَفْسِــهِ رَبًّا لِأَنَّ الْإِثْبَــاتَ لَا يَكُــوْنُ
إِلَّابَعْـــدَ إِدْرَاكِ الْحَـــوَاسِ وَمَــالَايُدْرَكُ لَا يُثْــبَتُ
{تفســــــــــــــــير القرطبى، جز : ٤، ص ١٦٢}
Berkeyakinan bahwa : manusia itu
tidak bisa menetapkan bahwa dirinya mempunyai Tuhan, karena menetapkan adanya Tuhan
tidak bisa kecuali bisa dirasakan dengan panca indra dan semua perkara yang tidak
bisa ditemu indra itu tidak bisa ditetapkan.
Menurut ASWAJA :
Allah bisa dilihat dengan mata,
tapi di akhirat bukan di dunia. Dan yang meyakini kalau Alloh bisa dilihat dengan
mata di dunia maka orang itu jelas kafir.Allah tidak bisa dilihat di dunia,
sebab sangat dekatnya dan sangat terang.
6.
الحَـــــرْقِيَة (AL-CHARQIYAH)
زَعَمُــوْا أَنَّ
الْكَافِرَ تَحْرِقُهُ النَّارُ مَرَّةً وَاحِدَةً ثُمَّ يَبْقَى مُحْتَرِقًا
أَبَدًا لَايَجِدُحَرَّالنَّارِ {تفســــــــــــــــير القرطبى، جز : ٤، ص ١٦٢}
Berkeyakinan
bahwa : orang kafir dibakar didalam neraka itu hanya satu
kali setelah itu walaupun dibakar tidak merasakan panas.
Menurut
ASWAJA :
Api neraka tetap panas selamanya.
Pada suatu saat Malaikat Jibril
pernah mendatangi Nabi Muchammad SAW, kemudian Nabi berdiri dan bertanya
kepadanya.
“ Ya Jibril ! ceritakanlah kepadaku tentang
neraka ! kemudian Jibril menjawab : “ sesungguhnya Allah itu telah
memerintahkan neraka jahannam untuk menyalakan apinya selama seribu tahun
hingga berwana putih, kemudian Allah perintah lagi menyalakannya seribu tahun
pula maka warnanya berubah menjadi merah, kemudian perintah lagi menyalakannya
serib u tahun hingga menjadi berwarna hitam yang sangat hitam, demi Dzat yang
mengutusmu dengan حق menjadi Nabi,
jika neraka jahannam
itu dibuka selubang jarum, niscaya semua makhluq di bumi akan mati semua karena
panasnya, demi Dzat yang telah mengutusmu dengan حق apabila Malaikat penjaga neraka itu
menampakkan diri kepada penduduk dunia, niscaya semua penduduk bumi akan mati
pula karena sangat menakutkannya dan sangat bau busuknya,demi Dzat yang telah
mengutusmu dengan حق apabila rantai-rantai ahli neraka di taruh di gunung-gunung
dunia, niscaya gunung-gunung akan hancur sampai ke bumi yang paling bawah.
Mendengar
cerita tersebut Nabi tidak kuasa mendengarkannya dan perintah kepada Malaikat
Jibril untuk menghentikannya.
اِنَّااَعْتَـــدْنَا
لِلظَّالِــمِيْنَ نَارًا اَحَــاطَ بِهِمْ سُـــرَادِقُهَا وَاِنْ
يَّسْتَغِيْـــثُوْا يُغَاثُوْا بِمَـاءٍ كَالْمُـــهْلِ يَشْــوِى
الْـوُجُـــوْهَ بِئْــسَ الشَّـــرَابُ وَسَــاءَتْ مُــرْتَفَقًا ﴿الكهف : ٢۹﴾
Artinya +- :
“ sesungguhnya kami
telah menyediakan nerak bagi orang yang dholim, yang gejilaknya mengepung
mereka. Jika mereka minta tolong (minum), mereka akan diberi air seperti besi
yang mendidih yang menghanguskan wajah.(itulah) minuman yang paling buruk dan
tempat istirahat yang paling jelek”.
7.
المَخْلُوْقِيَة (AL-MAKHLUQIYAH)
زَعَمُــوْا أَنَّ
الْقُـــرْأنَ مخْـلُــــوْقٌ {تفســــــــــــــــير القرطبى، جز : ٤، ص ١٦٢}
Berkeyakinan bahwa : Al-qur’an
itu makhluk/dibuat oleh makhluq, keyakinan ini seperti orang mu'tazilah dan mengingkari sifat-sifat ketuhanan Allah
, dan Allah wajib memberi pahala kepada
orang yang to’at dan wajib memberi dosa kepada orang yang melanggar.
Menurut
ASWAJA :
Al-qur’an adalah kalamullah, kalau
kalamullah maka Al-qur’an itu qodim, juga bukan buatan Nabi Muchammad SAW, maka
Nabi Muchammad SAW dijuluki الأمى (orang yang tidk bisa membaca dan menulis) supaya tidak
disangka bahwa Al-qur’an itu buatan beliau, namun bukan berarti Nabi itu bodoh,
karena Nabi bersifat fathonah (cerdas).
8.
الفَــانِيَة (AL-FANIYAH)
زَعَمـُـوْا أَنَّ
الْجَنَّةَ وَالنَّارَ يَفْنَيَــانِ وَمِنْهُمْ مَنْ قَــالَ لَمْ يُخْلَــقَـا
{تفســــــــــــــــير القرطبى، جز : ٤، ص ١٦٢}
Berkeyakinan bahwa : surga dan neraka itu
rusak dan sebgian dari golomgan Al faniyah berkeyakinan bahwa surga dan neraka
itu tidak dibuat.
Menurut
ASWAJA :
Surga dan neraka itu dibuat untuk orang mu'min dan neraka
dibuat untuk orang kafir.
Surga
itu ada 8 bagian :
1. Surga دار الجــلال terbuat dari intan yang putih,
2. Surga دار الســلام terbuat dari yaqut merah,
3. Surga جــنة المــأوى terbuat dari zabarjad yang hijau,
4. Surga جــنة الخــلد terbuat dari marjan yang kuning,
5. Surga جــنة النــعيم terbuat dari perak yang putih,
6. Surga دار القرار terbuat dari emas yang merah,
7. Surga الفــــردوس tebuat dari batu bata yang terbuat dari perak, emas, yaqut,
zabarjad, yang dilumuri minyak misik,
8. Surga عدن terbuat dari mutiara yang putih, pintunya terbuat dari
emas, bangunan-bangunannya terbuat dari batu bata dari emas, perak, debunya
dari minyak anbar.
وَسِيْقَ الَّذِيْنَ
اتَّقَــوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَـــنَّةِ زُمَـــرًا ﴿ الــزمــر : ۷٣﴾
Artinya +- :
“ dan orang-orang yang bertaqwa kepada
Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan”.
وَسِيْقَ الَّذِيْنَ
كَـــــــفَرُوْا إِلَى جَهَـــنَّمَ زُمَـــرًا ﴿الـــزمـر: ۷١﴾
Artinya +- :
“ orang-orang
yang kafir ke neraka jahannam brombongan”.
Neraka itu ada 7 bagian:
1. Neraka جهنم untuk orang mukmin yang ma’siat,
2. Neraka لظى untuk
orang Yahudi,
3.
Neraka حطمــة untuk orang Nasrani,
4. Neraka سعيـــر
untuk orang صابئيــن (orang yang menyembah sapi) termasuk pecahan dari Yahudi,
5. Neraka سقــر untuk
orang Majusi (penyembah matahari),
6. Neraka جحيــم
untuk orang yang menyembah berhala,
7. Neraka هاويــة
untuk orang yang Munafiq.
Sebagian
ulama mengatakan neraka ada yang tidak abadi yaitu neraka jahanam.
9.
العَبْــــدِيَة (AL-'ABDIYAH)
جَحَدُوْا الرُّسُلَ
وَقَالُوْا إِنَّمَاهُمْ حُكَمَاءُ {تفســــــــــــــــير القرطبى، جز : ٤، ص ١٦٢}
Berkeyakinan bahwa :
mengingkari pada utusan-utusan Allah dan yang disebut utusan Allah itu orang
ahli hikmah,yakni orang yang benar ucapan dan tindakan-tindakannya atau orang yang mengerti isi Al-qur’an dan
musyabaqoh-musyabaqohnya (cendekiawannya).
Menurut ASWAJA :
Kita harus memepercayai adanya Rosul, karena sudah
disebutkan dalam Al-qur’an :
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُـــوْلٌ مِّنْ
أَنْفُـــسِكُمْ عَزِيْـــزٌ عَلَيْـــــهِ مَا عَنِتُّـمْ حَـــرِيْصٌ
عَلَيْـــكُمْ بِالْمُــــــؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْـــمٌ ﴿التـــوبة : ١٢٨﴾
Artinya +- :
“ sungguh telah datang kepadamu seorang
Rosul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami,
(dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan
penyayang terhadap orang-orang yang beriman”.
Bagi siapa saja yang mengingkari adanya Rosul, maka
dia dihukumi kufur.
Sedangkan para Chukama’ itu bukan Rosul.
10.
الـــوَاقِفِيَــة (AL-WAQIFIYAH)
قَالُـوْا لَانَقُــوْلُ
إِنَّ الْقُرْأنَ مخْــلُوْقٌ وَلَا غَيْرُ مَخْــلُوْقٍ {تفســــــــــــــــير
القرطبى، جز : ٤، ص ١٦٢}
Berkeyakinan bahwa :
Al-qur’an itu makhluk dan juga bukan makhluk, (dalam arti masih was
was/bimbang)
Menurut
ASWAJA :
Al-qur’an
punya 2 makna :
1. Hadits(baru) = seperti A-lquran yang kita baca
setiap hari, yang wujud setelah tidak
ada.
2. Qodim = kalamullah ya'ni tidak ada permulaan dan
tidak ada akhirannya.
11. القَبْـــرِيَة (AL-
QOBRIYAH)
يُنْكِرُوْنَ عَذَابَ
الْقَبْــرِ وَالشَّفَــاعَةِ {تفســــــــــــــــير القرطبى، جز : ٤، ص ١٦٢}
Berkeyakinan bahwa :
siksa kubur dan syafaat itu tidak ada.
Menurut ASWAJA :
Siksa kubur dan syafaat itu ada.
عَذَابُ الْقَبْــرِ
حَقٌّ فَمَنْ لَمْ يُـــؤْمِنْ بِهِ عُذِّبَ ،
ابن منيـــع عن زيد بن أرقم (صحــ) جامع الصــغير ص ٥٩
Artinya +- :
“siksa
qubur itu benar adanya, maka siapa saja yang tidak iman dengan siksa kubur akan
disiksa”.
Syafa’at juga ada. Berdasarkan :
مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَــعُ
عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِـــهِ (البقرة : ٢٥٥)
Artinya+- :
“ tidak
ada yang memberi syafaat disisiNya tanpa seizinNya”.
شَفَاعَتِى يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حَقٌّ فَمَنْ لَمْ يُـــؤْمِنْ بِــهَا لَمْ يَكُنْ مِنْ
أَهْــــلِهَا ، ابن منيــع عن زيد بن
أرقــم و بضــعة عشــر من الصحابة (صحـ)
Artinya +- :
“ Syafaatku
(Nabi) di hari qiyamat itu benar adanya, maka bagi siapa saja yang tidak
membenarkannya (tidak iman) dia bukan termasuk dari ahlinya”.
يَشْفَعُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَلَاثَةٌ : الأَنْبِيَاءُ ، ثُــمَّ الْعُلَمَاءُ ، ثُــمَّ
الشُّهَدَاءُ (ه) عن عثمان (ح)
Artinya : “ ada 3 orang yang akan memberikan
syafa’at di hari qiyamat :
1.
Anbiya mursalin
2.
Ulama' ulamilin
3.
Orang yang mati syahid
12. اللّفْظِيَة (AL-LAFDHIYAH)
قَالُوْا لَفْظُنَا
بِالْقُرْأنِ مَخْــلُــوْقٌ {تفســــــــــــــــير القرطبى، جز : ٤، ص ١٦٢}
Berkeyakinan Bahwa : Lafad Al-qur’an, Yaitu Al-qur’an yang kita baca itu makhluq.
Menurut ASWAJA :
Alquran mempunyai 2 makna :
1.Jika yang dikehendaki
dari Al-qur’an adalah yang dibukukan,
maka
HADIS (baru) /حَادِثْ أَيْ مَوْجُـــوْدٌ بَعْــدَ
عَدَمٍ
= wujudya
setelah tidak ada, dalam arti semua barang wujud yang wujudnya didahului tidak
ada itu dinamakan حَادِثْ seperti manusia, hewan,dan alam semesta ini. Maka al-qur’an
yang kita baca sekarang ini dihukumi حَادِثْ / baru, karena dulu tidak ada kemudian di
adakan dengan dibukukan.
2. Jika yang dikehendaki dari Al-qur’an adalah kalamullah / كَلَامُ اللّه
, maka QODIM / عَدَمُ الْأَوَلِيَة
= wujudnya tidak
didahului tidak ada, dalam arti tidak ada awalannya. Maka كَلَامُ اللّه itu Qodim, karena kalam itu termasuk
sifatnya Allah. Dan semua sifat-sifatNya Allah itu Qodim, sebab Dzat-Nya Allah
juga Qodim.
Al-qur’an itu bukan buatan manusia, maka Nabi kita
dikatakan AL UMMI { الأمّى } ya'ni tidak bisa membaca
dan tidak bisa menulis , kalau bisa membaca dan menulis nanti umatnya Nabi menyangka
kalau quran itu buatan Nabi .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar